sebenarnya, apa sih yang melatarbelakangi pemerintah jokowi mengambil kebijakan dengan dinaikannya BBM? padahal kan Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan sumber daya alamnya : minyaknya, kelapasawitnya, rempah2nya, tetapi mengapa kebijakan yang pro-kontranya menggemparkan harus diambil? that's right! ini adalah tanggapan dari perspektif saya sebagai mahasiswa.
balik lagi kita mempelajari sejarah negara kita yang sangat panjang ini. sejarah dimana Indonesia bisa sampai di titik ini. Masa pemerintahan Soeharto adalah masa pemerintahan terbaik menurut rakyat pada zaman tersebut. dimana subsidi bbm, swasembada pangan danlainlainnya diberikan secara besar-besaran. beras murah, minyak murah, hampir semua kebutuhan pokok sangatlah murah hingga rakyat makmur. tetapi balik lagi dimana pemerintahan yang mengangkat presidennya seumur hidup tersebut sangatlah pemerintahan yang otoriter, demokrasi dibatasi, hak aspirasi dibatasi. koran-koran yang mengkritik pemerintahan diberhentikan peredarannya, demonstran-demonstran yang mengkritik kebijakan rakyat dijebloskan ke penjara. itulah mengapa rakyat pada zaman tersebut tidak tahu apa sebenarnya yang terjadi dibalik murahnya swasembada pangan.
banyak orang khususnya yang hidup pada zaman Soeharto *termasuk ibu saya* sangat mengagung-agungkan pemerintahan beliau tanpa mengetahui sisi gelap yang berdampak pada kehidupan zaman sekarang. dengan memblokir akses pers, memutus komunikasi pemerintahan dengan rakyat, menggencarkan subsidi yang "menguntungkan rakyat" padahal sebenarnya adalah hutang besar-besaran sampai triliunan rupiah dari luar negeri. dengan maraknya praktek KKN di tubuh pemerintah yang bobrok, rakyat pada waktu itu apakah tahu? TIDAK! yang mereka tahu, apa-apa murah dan itu enak -_- ketika pemerintahan orde baru lengser dan pindah ke pemerintahan reformasi, apa yang terjadi? inflasi dimana-mana, harga-harga semakin lama semakin mahal, dan rakyat yang semula tidak tahu menahu tentang asal-usul harga murah langsung mengkritik kebijakan pemerintah setelah era soeharto tentang naiknya harga-harga bahan pokok. siapa yang salah? rakyat yang tidak tahu apa-apa? atau pemerintah yang dengan kedok menggencarkan subsidi tapi nyatanya malah pundi-pundi pemasukan di kantong mereka semakin tebal *miris*.
harga BBM naik? ya itu karena memang kebijakan yang harus diambil untuk menutupi hutang luar negeri yang diwariskan soeharto pada pemerintahan setelahnya beliau. siapa yang harus disalahkan? kebijakan yang mendapatkan aspirasi pro kontra yang luar biasa ini sebenarnya adalah kebijakan yang positif yang baik sepanjang alokasi subsidinya benar-benar dialihkan untuk sektor kesahatan dan pendidikan, seperti yang dijanjikan. dan tidak mungkin jika pemerintah sengaja menaikkan harga BBM seenak udel-nya mereka sendiri, pastilah ada yang namanya hal-hal yang harus diperhitungkan, dipikirkan dengan matang mengingat indonesia sebagian penduduknya merupakan warga kelas menengah kebawah. sebenarnya bagus menurut saya kalau kenaikan BBM dibarengi dengan kartu2 sakti yang sudah dijanjikan, tetapi bagi rakyat menengah, kenaikan BBM dampaknya sangat terasa. mengapa? warga kelas menengah tidak mungkin mendapatkan kartu keluarga sejahtera (KKS), kartu indonesia sehat (KIS), dan kartu indonesia pintar (KIP) karena kartu2 tersebut adalah kartu yang diperuntukkan bagi warga kelas menengah kebawah, jadi bukan tidak mungkin kalau warga kelas menengah yang paling terkena dampak kenaikan BBM itu sendiri. efek hutang warisan tersebut membuat efek domino kenaikan harga BBM membuat rakyat semakin tercekik. yang paling mungkin terjadi adalah inflasi yang makin terasa, harga-harga kebutuhan pokok yang lain yang ngekor ikut naik, jadi istilahnya, kita punya tabungan sekarang nilainya makin kecil saja.
satu lagi hal yang melatarbelakangi dinaikkan BBM dari sektor internal negara sendiri adalah banyaknya perusahaan asing yang mengelola sumber daya yang indonesia punya. contohnya pertamina sebagai lumbung minyak hanyalah dijadikan jargon BUMN dalan pengelolaan minyak bumi hanya sebagai pajangan dan Pemerintah lebih bernafsu memberikan izin pengelolaan kepada perusahaan asing. kondisi ini jelas berseberangan dengan konsep negara kesejahteraan. jadi wajar saja jika penolakan di berbagai daerah dijadikan sebagai bukti riil peringatan keberlangsungan kabinet yang sedang berjalan. demonstrasi dan kecaman menjelang kenaikan harga BBM wujud ketidakpuasan masyarakat terhadap kebijakan yang tidak populis.
jadi kesimpulannya, bahwa kebijakan pemerintah dalam menaikkan harga BBM merupakan kebijakn yang positif, karena dapat meningkatkan infrastruktur, perekonomian rakyat, penjaminan kesehatan, pendidikan rakyat. inilah yang menjadi PR penting bagi pemerintah dalam upaya peningkatan kesejahteraan rakyat Indonesia, melalui pengawasan-pengawasan yang ketat terhadap oknum-oknum yang dipih rakyat untuk duduk dikursi pemerintahan.
akan tetapi hal ini bisa menjadi negatif dikarenakan minimnya informasi kepada masyarakat terkait tujuan pemerintah mengambil kebijakan terebut, dan masih banyaknya pihak yang pro dan kontra terhadap pengambilan keputusan tersebut. hal ini yang akan menjadikan kerusuhan dan kekacauan di lingkungan sosial, politik bahkan dari pendidikan pun juga akan berpengaruh.
so, kita sebagai mahasiswa hendaklah menanggapi kebijakan yang dikeluarkan pemerintahan jokowi dengan bijaksana, nggak usahlah yang demo besar2an yang notabene menghabiskan energi, menanggapi hal tersebut dengan positif misalnya belajar yang rajin, menyalurkan aspirasi dengan baik dan benar, dan hal2 yang harus kita lakukan selayaknya mahasiswa yang berpendidikan. jangan sampai di kehidupan mendatang lahir soeharto-soeharto lain, koruptor-koruptor lain, yang memerintah indonesia, karena kita sebagai mahasiswa wajib memerangi hal tersebut!
sekian dari coretan saya tentang hal yang sekarang marak dibicarakan, hendaklah kita menyediakan filter bagi informasi2 yang masuk ke kita dan semoga coretan saya ini bermanfaat :)
mentas gang 8 rt5 rw5 no.10 menteng atas, setia budi :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar